Paralax Ada yang berbeda di pusat kerajinan Tiara di Jalan Sidosermo Indah, Surabaya. Di antara perbedaan adalah di mana semua
pekerja cacat, atau cacat. "Padahal, suku bunga KUR saat ini juga turun, dari delapan persen menjadi enam persen,
Tidak ada penggunaan agunan, "kata Bambang. Meski tubuh mereka tidak sempurna, tapi semangat kerja luar biasa. Produknya diproduksi
bervariasi, yang berkisar dari kipas tangan, kaos, dompet, koper, dan juga bermacam-macam kerajinan lainnya. Karena keprihatinannya,
Point telah diberikan oleh berbagai pihak. "Misalnya, di setiap pekerjaan jujur ??kuota untuk penyandang cacat hanya 1 persen.
Itu hanya untuk formalitas. Ini tidak adil. Seiring dengan pasokan bantuan, Bambang berharap Titik bisa mengembangkan nya
bisnis. Jadi individu penyandang cacat bisa dibantu. Apalagi kerajinan yang dibuat oleh tempat itu juga pernah ada
diekspor ke beberapa negara. Mulai dari negara-negara dari Asia Tenggara, hingga kota-kota besar di Amerika, seperti Virginia, dan
Conecticut. Berangkat dari dorongan untuk memanusiakan titik difabel mendirikan pusat kerajinan ini. Bergantung pada informasi
Paling tidak kita kira-kira 700 orang. "Karena bagaimanapun juga mereka adalah sekutu kita, maka negara harus menyediakannya
keadilan dan fasilitas, "kata Bambang." Sebenarnya, jika Ramadhan seperti ini kita juga dibanjiri dengan pesanan, meski dalam sebulan
kalau omset kita Rp 15 juta, maka di bulan Ramadhan bisa dua kali lipat, "kata Point. Sementara itu, anggota
Komisi VI DPR RI yang berkunjung ke kawasan tersebut, Bambang Hariyo menyatakan pihaknya siap memberikan dukungan ke pusat
dari kerajinan tangan Pemilik usaha, Titik Winarti, menyatakan usaha tersebut mulai dibangun pada 1995. Point mengungkapkan hal itu
dia sengaja mempekerjakan 100 persen orang cacat mereka. Alasannya, begitu banyak orang cacat sering mendapatkan
pengobatan terhadap bisnis. Salah satunya dengan kurangnya kuota yang diberikan untuk mereka.Baca juga: map ijazah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar